![]() |
Empat veteran keceh di Pantai Srau, Pacitan (ki-ka: Pak Bari, saya, Pak Warto, Pak Wilys). |
Mungkin hanya Habib yang cadangan nyalinya masih cukup tebal. Ia masih terus mengacungkan ponselnya. Mengarahkan kamera ke depan, kanan, kiri, atau belakang. Entah mengambil foto atau video. Seperti tak menghiraukan bergulung-gulung ombak yang silih berganti menghampiri moncong perahu. Jumbuh dengan pilihannya: duduk di haluan.
Ketika menyusuri Kali Cokel, cucu (anak keponakan) saya itu duduk di baris ke-2. Air sungai sedang surut. Muara Kali Cokel terlalu dangkal. Kami harus turun, lalu berjalan kaki ke pantai untuk pindah ke perahu lain. Oper. Perahu kedua sudah menunggu. Juru mudinya anak muda. Usianya sekitar 30 tahun. Atau mungkin kurang. Siap membawa kami melaut.