Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Sopir Einstein dan Dalang

  Albert Einstein, fisikawan teoretis kelahiran Jerman (14 Maret  1879—18  April 1955) Pagi itu Albert Einstein terjadwalkan memberikan kuliah di sebuah universitas. Sejak mereka cipta teori relativitas, sang jenius itu memang laris diundang ke berbagai universitas. Para profesor (yang terhormat maupun yang kehormatan), para doktor (yang asli maupun yang HC [hanya caosan] ), para master dan termagis, eh, magister, para sarjana tua dan sarjana muda, serta para mahasiswa jalur seleksi tes maupun mandiri yang menggeluti fisika kebelet  menyimak teori baru itu langsung dari inventornya. Sopir pribadinya sudah tiba di rumah Einstein. Uluk  salamnya tidak mendapat sahutan. Pintu diketuk hingga tiga kali tiga, tidak ada respons dari dalam rumah. Akhirnya sang sopir memukul keras-keras kentongan bambu petung  yang menggantung di sudut teras. Titir. Yang datang bukan majikannya, melainkan para tetangga yang kaget dan gugup mendengar alarm bahaya itu. Akhirnya,  kentongan  dilepas dari gantunga

Bisnis Kompetisi, Obral Sertifikat

  Gambar 1. Profil salah satu penyelenggara kompetisi akademik Gila sertifikat. Demam kompetisi. Itu barangkali yang menjadi pemicunya. Sertifikat menjadi tolok ukur harga diri. Sertifikat menjadi alat untuk menaikkan reputasi. Dahulu, ketika sertifikasi guru dapat ditempuh melalui jalur portofolio, banyak kaum pendidik sibuk berburu sertifikat. Salah satu yang tergolong mudah didapat adalah sertifikat kepesertaan dalam forum ilmiah: lokakarya (workshop),  pelatihan, hingga seminar. Dengan mencantumkan nama kegiatan, tempat, waktu, materi, dan narasumber, sertifikat diterima sebagai bukti sah keikutsertaan seseorang dalam sebuah kegiatan pengembangan diri. Kebutuhan akan sertifikat itu memicu berahi bisnis. Ada (jangan-jangan banyak?) organisasi profesi yang mendadak bermutasi menjadi event organiser  (EO): menggelar pelatihan di mana-mana, dari satu kota ke kota lain. Saya pernah terpancing untuk mencicipi pelatihan yang ditawarkan. Bendahara sekolah yang mendesak saya untuk ikut. Tid