Selepas magrib suatu hari. Hari dan tanggalnya, entah. Pun bulannya, saya lupa. Yang saya ingat hanya tahunnya: 2023. Saya sedang berkemas hendak pulang. Seorang lelaki muda menghampiri saya. Satpam kantor. Tampak sangat gugup. Tergopoh. Kalimat salam diucapkan. Tangan kanannya diulurkan ke arah saya. Segera saya jabat sepenuh erat, seperti biasanya. Ia menyeringai. "Lo, kenapa?" tanya saya, kaget. " Kejepit pintu gerbang, Pak," jawabnya cepat tapi dengan suara lemah. " Tulung, tangan saya ditambani, Pak," lanjutnya. Saya perhatikan tangannya, yang baru lepas dari jabatan saya. Lebam. Dua jari: tengah dan telunjuk. Jari tengah lebih parah. "Enggak berani, Mas. Saya enggak tahu pijat-memijat. Nanti bisa-bisa malah merusak posisi tulang atau ototnya." "Sudahlah, Pak, dibacakan doa apa saja. Saya percaya dengan njenengan ." "Waduh!" batin saya. Saya silakan ia menunggu di pos satpam. Saya seger
catatan ringan hasil pengindraan jagat pendidikan