![]() |
Itaf (mengacungkan jempol) |
Anak-anak usai menggelar “pilkalas”. Pemilihan ketua dan wakil ketua kelas. Pesta demokrasi ala anak-anak kelas 3. Aturannya ringkas. Caranya sederhana. Prosesnya cepat.
![]() |
Itaf (mengacungkan jempol) |
Anak-anak usai menggelar “pilkalas”. Pemilihan ketua dan wakil ketua kelas. Pesta demokrasi ala anak-anak kelas 3. Aturannya ringkas. Caranya sederhana. Prosesnya cepat.
Rabu Wage, 22 Januari 2024. Perkiraan saya, sekitar pukul 16.30. Saya terbilang jarang melewati jalur itu. Ruas jalan yang panjangnya hanya belasan meter itu menjadi pintasan dari jalur eksit tol Banyumanik (dari arah Jakarta) untuk berbelok ke arah kota (Semarang bawah) lewat Jalan Setiabudi. Di kalangan awak mikrolet, kawasan itu terkenal dengan sebutan “pal merah”. Saya tidak tahu asal-usul julukan itu. Dulu, ketika masih menjadi pelanggan mikrolet, saya setiap pagi mendengar sebutan itu diucapkan oleh sopir atau kernet. Maksud mereka, mengingatkan kalau-kalau ada penumpang yang hendak turun di situ.
![]() |
The prospective president by ChatGPT |
Semula saya hendak menjuduli tulisan ini “Seandainya Saya Menjadi Presiden”. Setelah saya pikir ulang, dua kata yang saya miringkan itu menyiratkan pesimisme. Kata seandainya berkonotasi mustahil. If clause tipe 3, kalau di dalam gramatika bahasa Inggris. Pengandaian yang kedaluwarsa. Kata menjadi mengindikasikan ketiadaan usaha yang serius.
“Gantungan, Bu,” sahut Ridho ketika Bu Shoffa, gurunya, membuka kesempatan untuk usul.
Gantungan? Gantungan apa? Gantungan kunci? Atau ... gantungan (gantangan) sangkar burung? Bu Shoffa bingung. Beliau gagal membayangkan rupa gantungan yang diusulkan muridnya.
Pak Slamet tengah menjalankan tugas rutin. |
Anak-anak sedang berwudu. Sebagian yang lain masih mengantre. Jumlah keran memang tidak sebanding dengan jumlah murid. Namun, itu rupanya justru menjadi keuntungan. Anak-anak berwudu secara bergiliran per kelompok. Guru-guru bisa lebih intens mengamati cara wudu mereka. Yang wudunya tidak sesuai dengan prosedur akan mendapat terapi.
“Musalanya di mana, Mas?” tanya saya kepada seorang anak yang sedang menunggu giliran berwudu.
![]() |
Fathir dan Cemara |
Reportase singkat itu ditulis oleh salah seorang guru di sebuah sekolah. Tercatat, guru itu mengepos liputannya pada pukul 09.05 pagi kemarin (08/01/2025).
Satu menit kemudian, guru lain mengepos liputan dengan topik serupa: “Gibran, Rafa, Fathir, dan Aya melapor bahwa mereka sudah berwudu setelah BAK.”
![]() |
Sumber: antaranews.com |
Saya dulu bersekolah SD di desa tetangga. Kebanyakan anak-anak di dusun saya juga begitu. Sebagian yang lain bersekolah di MI swasta di dusun kami sendiri. SD di desa tetangga itu menjadi pilihan utama semata-mata karena faktor jarak. SD negeri terdekat dari dusun kami, ya SD tempat saya bersekolah itu. Letaknya kira-kira 2 kilometer ke timur dari rumah saya, ups, rumah orang tua saya.