24 Okt 2012

pepeel

Namanya saja sudah tidak begitu jelas: PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN. Kalaupun tidak membingungkan, setidaknya nama ini berkesan terlalu umum. 

Beberapa hari yang lalu sekolah kami melepas delapan orang "guru purna tugas". Semuanya masih muda, sangat muda, bahkan. Masa tugas mereka pun baru sebentar, sekitar tiga bulan potong libur Lebaran. Ya, mereka adalah para calon guru yang baru saja usai menjalani masa PPL. Ekspresi kegembiraan sangat kentara menghiasi wajah mereka. Entah, perasaan apa yang menjadi pencetusnya: puas karena berhasil mengantongi segudang pengalaman yang cukup sebagai bekal untuk menjalani profesi masa depan, optimis akan menyandang profesi yang menjanjikan penghasilan rangkap (gaji + tunjangan profesi), atau sekadar lega karena segera bebas dari tekanan tugas-tugas perploncoan sebagai praktikan?

Sayang, kegembiraan itu tidak bertahan lama. Sebelum acara pamitan selesai, "musibah" segera menimpa mereka. Itu gara-gara kepala sekolah kami berhalangan hadir di "upacara wisuda" mereka. Ya, siang itu beliau sakit dan hanya bisa menghabiskan waktu dengan berbaring di dipan UKS. Bukan sakit beliau yang menjadi musibah bagi mereka. Namun, lantaran kepala sekolah sakit itu, sambutan diwakilkan kepada asisten yang -- maaf -- tidak pati waras. Pidato sambutan asisten inilah yang kelak meruntuhkan bangunan kebahagiaan mereka yang memang rapuh.

22 Sep 2012

Guruku Luar Biasa!

Giritontro, 22 Agustus 2012

Dua puluh enam tahun sudah, kami berpisah. Hari itu kami kumpul-kumpul bareng teman-teman seangkatan SMP. Meriah, ... itu pasti! Setiap ada teman baru datang, saling bertanya, “Sinten, nggih?” Rupanya, 26 tahun itu waktu yang cukup untuk membuat kami saling pangling.

21 Jul 2012

Hewan Paling Liar

Ketika disebut sebagai hewan yang berpikir, tak ada manusia yang protes. Ketika dijuluki sebagai hewan yang berpolitik, tak ada manusia yang menggugat. Ketika dinobatkan sebagai hewan yang berestetika, tak ada manusia yang menolak. Ketika dianugerahi gelar sebagai hewan yang berbudaya, tak ada manusia yang berontak. Apalagi ketika digelari sebagai hewan yang beretika, tak ada manusia yang tidak menerimanya dengan bangga. Tetapi, bagaimana jika manusia dinominasikan sebagai penyandang predikat sebagai hewan yang paling liar?

Populer