28 Apr 2012

Anak-Ibu-Ayah Berbagi Impian

Apakah Anda punya impian tentang putra/putri Anda? Apakah Anda berani mengukur tingkat kerealistisan impian Anda? Jika Anda menjawab "ya", mintalah putra/putri Anda untuk mengisi rapor Anda seperti form A berikut.

Sementara, Anda sendiri mengisi daftar impian Anda seperti form B berikut. (Pernyataan-pernyataan di dalam form A dan B sekadar contoh; bisa diubah sesuai dengan keperluan. Yang harus diperhatikan, pernyataan di dalam form A mesti linier dengan pernyataan di dalam form B yang bernomor sama.)

20 Apr 2012

Diputus, ... Syukurin!

Suatu sore lepas asar, di ruang tamu rumah seorang konselor. Sebenarnya, beliau "hanya" seorang guru di sebuah perguruan tinggi. Di sela-sela kesibukan memberikan kuliah, beliau juga punya hobi mengajarkan ilmu agama di salah satu petak rumahnya. Ruangan sederhana itu mirip sebuah pondok pesantren. Setiap hari, pada jam-jam tertentu, belasan--kadang puluhan--remaja akhir, putra-putri, menimba ilmu di sana. Adalah keakrabannya dengan berbagai persoalan umat yang mengantarkan beliau kepada julukan "konselor".

16 Apr 2012

Untung, Sempat Nyicil!

Ketika kecil dulu, aku sering dikudang oleh Simbok (panggilan untuk ibu dalam tradisi keluarga kami). Kudangan beliau tidak berbeda jauh dari impian kebanyakan masyarakat petani tradisional desa: mbesuk gedhe dadi dhokter.

Aku berani memastikan, kala itu Simbok tidak memikirkan konsekuensi yang harus ditanggung untuk mengantarkan anaknya mewujudkan kudangan tersebut. Seandainya sempat berpikir tentang hal itu, pasti beliau tidak bakal berani mengungkapkan kudangan sembrono begitu. Kelak aku pun sempat protes karena ternyata beliau tidak wani nggetih untuk mewujudkan kudangannya sendiri. Sebagai pelampiasan kekecewaan itu, kuabadikan cita-cita besar beliau dalam corak tulisan tanganku. Ya, tulisan tanganku mirip tulisan dokter di resep obat.

Populer