Sekitar 10 tahun yang lalu
“Engko sore aku diterke neng omahe kancaku, ya, Kang?”
(Nanti sore [tolong] aku diantar ke rumah temanku, ya, Bang?)
Saya tak menjawab permintaan itu. Bukan karena saya tak mendengar. Juga bukan karena saya lagi menderita seriawan.