Sumber gambar: https://www.uvocorp.com/ Seorang gadis belia. Berkerudung putih, serupa warna bajunya. Menggendong tas mungil di punggungnya. Mengenakan rok merah panjang hingga menutup mata kakinya. Usai memakai sepatu, dia berpamitan kepada ibunya. Salim dan cium tangan. Sebelum berangkat, ibunya mengecup kening dan mencium kedua pipinya. "Salam buat Bu Guru, ya, Sayang," pesan ibunda. Sejurus kemudian, si gadis meninggalkan rumah bersama sepeda mininya. Kalimat terakhir paragraf pertama saya tulis dengan huruf tebal. Pertanda ada sesuatu di sana. Dalam komunikasi lisan, kalimat seperti itu jamak kita temukan. Saya pun yakin, tidak ada pendengar yang mempersoalkan konstruksi kalimat itu. Pendengar memahami maksud penutur. Tidak terjadi miskomunikasi di antara kedua pihak. Memang, ketika mendengar kalimat itu terucap, kita serta-merta memahami maksudnya: sebelum gadis itu berangkat, ibunya mengecup kening dan kedua pipi gadis itu (anaknya). Bukankah demikian? Apakah tidak
catatan ringan hasil pengindraan jagat pendidikan