Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Mengundang Takzim Malaikat

“Aku akan menitahkan seorang khalifah di muka bumi.” (Q.S. 2: 30) Sontak, maklumat dari Sang Khalik itu membuat para malaikat terperanjat. Dengan nada khawatir, komunitas makhluk langit itu bertanya, “Mengapa Paduka hendak menyerahkan urusan bumi kepada bangsa yang suka berbuat korup di sana? Lagi pula mereka gemar membuat pertumpahan darah? Sedangkan kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan menguduskan Paduka.” (Q.S. 2: 31) Kekhawatiran malaikat cukup beralasan. Bumi merupakan planet merdeka. Segala fasilitas tersedia. Segenap karsa mendapat kesempatan untuk diwujudkan. Segala macam nafsu punya peluang untuk berkembang. Upaya pemuasan nafsu itulah yang berpotensi memicu pertumbuhan perilaku merusak atau korup. Aneka rupa sumberdaya alam yang terhampar di permukaan atau terpendam di dalam perut bumi dieksploitasi secara semena-mena. Aktivitas pendayagunaan sumberdaya alam tidak sekadar berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan, melainkan terlampau jauh didedikasikan untuk me

Minta Maaf: Komoditas Termahal Abad Ini

Seorang anak melukai perasaan temannya dengan kata-kata kotor, jorok, hina, dan ... entah ajektiva apa lagi yang pas untuk mengatributi kata-kata itu. Orang tua si korban naik darah. Itu sikap lumrah, saya pikir. Siapa pun orangnya akan tersinggung mendapati anak kesayangannya yang masih bau kencur "dianugerahi" gelar serendah dan segelap itu. Masih beruntung, orang tua tersebut tidak serta merta melabrak pelaku. Dengan bijak, beliau mengadu kepada pihak--yang menurut harapan beliau--bisa menjadi mediator. Dengan segala keterbatasan, penerima aduan mencoba mencari solusi. Fakta-fakta dihimpun dari segenap penjuru yang teridentifikasi bisa dijadikan rujukan informasi. Intervensi dilakukan--sekali lagi, dengan segala keterbatasan.